Awal Bulan Rabiul Akhir 1435 dan Dilema Visibilitas Hilal MABIMS

09 Februari 2014
Observasi pada awal bulan Rabiul aAkhir 1435 sangat spesial karena dilakukan pada saat tahun baru Imlek 2565. Berdasarkan hasil perhitungan ijtimak awal bulan Rabiul Akhir 1435 terjadi pada hari Jum’at 31 Januari 2014 pukul 04.40.06 WIB, ketinggian hilal +03 52’ 56’’, dan elongasi 09 18’ 19’’. Data tersebut jika menggunakan parameter teori visibilitas hilal MABIMS secara teoritis telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Namun dalam praktiknya berdasarkan laporan para pemburu hilal di kawasan ASEAN tidak ada yang berhasil melihat hilal karena kondisi cuaca belum “bersahabat”, sedangkan berdasarkan laporan Islamic Crescents’ Observation Project (ICOP) ada beberapa anggota yang berhasil melihat hilal pada hari Jum’at 31 Januari 2014, seperti Martin Elsaesser (Jerman), Alireza Mehrani (Iran), dan Saleh al-Saab (Saudi Arabia).

Sebagian besar harian yang terbit di kawasan Timur Tengah menyebutkan bahwa awal bulan Rabiul akhir 1435 H jatuh pada hari Sabtu 1 Februari 2014. Hal ini sebagaimana dimuat di media massa Timur Tengah yang terbit pada hari Jum’at 1 Februari 2014 bertepatan dengan tanggal 1 Rabiul akhir, seperti Saudi Gazette (Saudi Arabia), Al-Ahram (Mesir), al-Ayam (Bahrain), dan al-Bayan (Uni Emirat Arab). Ketentuan ini juga dimuat dalam Taqwim al-Haramain 1435/2014 dan Hilal Sighting Committee of North America (HSCNA) menetapkan awal Rabiul akhir 1435 jatuh pada hari Sabtu 1 Februari 2014. Sementara itu Banglades, Afrika Selatan, Sri Lanka, Australia, dan Brunai Darusslam menetapkan awal bulan Rabiul akhir 1435 jatuh pada hari Ahad 2 Februari 2014.

Di kawasan ASEAN (MABIMS) mayoritas media menyatakatan bahwa awal bulan Rabiul akhir 1435 jatuh pada hari Sabtu 1 Februari 2014. Hal ini termuat di harian UTUSAN (Malaysia), Berita Harian (Singapura), dan Republika (Indonesia). Kalender Muhammadiyah 2014, Taqwim Standar Indonesia 2014, dan Almanak Islam 1435 (Persis) juga menetapkan awal Rabiul akhir 1435 jatuh pada hari Sabtu 1 Februari 2014 karena data hisab menunjukkan sudah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh teori wujudul hilal dan visibilitas hilal meskipun tidak ada laporan keberhasilan melihat hilal.

Kasus ini menarik untuk dikaji ulang. Selama ini dalam penentuan awal bulan kamariah di Indonesia, khususnya penentuan awal Ramadan dan Syawal belum ditemukan kasus di atas. Kecenderungan selama ini jika hasil perhitungan menunjukkan hilal telah memenuhi syarat-syarat visibilitas hilal MABIMS secara otomatis ada laporan keberhasilan melihat hilal meskipun otentisitas masih bisa didiskusikan. Oleh karena itu menurut saya dalam upaya penyatuan kalender Islam di Indonesia sudah saatnya para pecinta studi astronomi Islam “bergandengan tangan” untuk mencari jalan keluar dan tidak bertahan dengan metode yang diyakini. Wa Allahu A’lam bi as-Sawab.

Bukit Angkasa, 7 Rabiul akhir 1435/7 Februari 2014, pukul 03.00 WIB
Susiknan Azhari

Rabiul-akhir-1435

Leave a Reply