Kunjungan Raja Salman dan Upaya Penyatuan Kalender Islam

07 Maret 2017

Kehadiran Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud ke Indonesia pada tanggal 1-9 Maret 2017/2-10 Jumadil akhir 1438 menarik banyak perhatian dan memperoleh sambutan yang luar biasa. Berbagai media melaporkan secara langsung kedatangannya di Bandara Halim Perdana Kusuma sampai menuju Istana Presiden di Bogor. Koran-koran di Arab Saudi yang terbit pada hari Kamis 2 Maret 2017/3 Jumadil akhir 1438, seperti Al-Madinah dan Saudi Gazette memberi porsi liputan besar hingga lima halaman pada kunjungan Raja Salman. Peristiwa ini sepanjang sejarah tampaknya belum pernah terjadi Indonesia menjadi berita utama di halaman depan media-media di Timur Tengah. Bahkan pada harian Al-Madinah yang terbit pada hari Jum’at 3 Maret 2017/4 Jumadil akhir 1438 pada halaman utama dan lima belas, Prof. Yunahar Ilyas wakil ketua MUI yang mengikuti pertemuan tokoh-tokoh Islam dengan Raja Salman memperoleh liputan cukup besar.

Sebagaimana diketahui kunjungan Raja Salman Arab Saudi dengan Presiden RI Joko Widodo menghasilkan  10 (sepuluh) nota kesepahaman yang ditandatangani kedua negara.  Salah satunya adalah nota kesepahaman antara Kementerian Agama Republik Indonesia dan Kementerian Urusan Islam Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi di Bidang Urusan Islam. Nota kesepahaman ini sangat penting bagi upaya penyatuan kalender Islam, mengapa? Selama ini pembahasan Kementerian Agama RI dengan Pemerintah Arab Saudi lebih fokus pada persoalan penyelengaraan dan kuota haji. Sementara itu pembahasan tentang sistem kalender Islam dan manajemen haji belum memperoleh porsi akademik yang memadai. Padahal kehadiran sistem kalender Islam yang mapan sangat diperlukan dalam meningkatkan pelayanan dan kualitas ibadah haji bagi kedua belah pihak. Kasus perbedaan dalam menentukan peristiwa Wukuf dan Idul Adha tentu saja akan berakibat perubahan jadwal penerbangan kembali ke Tanah Air. Selanjutnya dari sisi ekonomi akan merugikan pihak Indonesia terutama para pemilik travel haji dan umroh. Patut diketahui peran Arab Saudi dalam upaya penyatuan kalender Islam sangat besar. Begitu pula Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia. Masing-masing memiliki peran positif jika dipadukan maka akan berdampak luas bagi citra Islam di dunia. Untuk itu Kementerian Agama RI perlu berperan aktif melakukan komunikasi dengan pihak Arab Saudi dalam rangka penyatuan kalender Islam demi terwujudnya Islam wasati, hadlari, dan rahmatan lil alamin.

Wa Allahu A’lam bi as-Sawab.

Bukit Angkasa, 8 Rabiul akhir 1438/ 7 Maret 2017, pukul 03.00 WIB

Susiknan Azhari

Sumber Foto : Dokumen Museum Astronomi Islam.