
Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan metode hisab wujudul hilal Muhammad Wardan Diponingrat didasarkan pada pemahaman surat al-Baqarah 2: 185 yakni keberadaan hilal di setiap awal bulan pasti ada, sekalipun sulit untuk dilihat dengan menggunakan metode rukyat. Oleh karena itu, dia mengusulkan penggunaan metode hisab wuju>d al-hila>l berdasarkan prinsip taysir. Kemudian oleh Muhammadiyah argumen tersebut disempurnakan dengan tambahan 1) Al-Quran : surat Yunus, 10:5, surat al-Isra, 17:12, dan surat Yasin 36: 39-40. 2) Hadis Nabi saw dari Ibnu Umar tentang “faqduru>lah dan umat yang ummiy”, dan 3) Alasan sains dan alasan praktis yaitu metode ini dapat dijadikan dasar yang akurat dalam sistem penanggalan kalender hijriah sehingga dapat memberikan solusi atas kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh penggunaan rukyat.
Penelotoam ini juga membuktikan bahwa telah terjadi pergeseran hisab wuju>d al-hila>l dari ranah metodologi ke ranah ideologi sesuai dengan teori ideologisasinya Destutt de Tracy yang menyebutkan lima indikator sebagai berikut: 1) adanya konsep yang jelas dan komprehensip dari metode hisab wuju>d al- hila>l; 2) adanya penataan internal terkait paham hisab itu sendiri maupun konsolidasi organisasi baik yang berkaitan dengan aspek sosial maupun politik; 3) adanya perjuangan untuk merealisasikan program dengan cara memperhadapkan paham hisab tersebut dengan paham lain yang ada di luar Muhammadiyah; 4) adanya upaya merekrut penganut setia yang loyal dan mempunyai komitmen dilakukan oleh Muhammadiyah secara masif dan sistematis melalui berbagai kebijakan organisasi; 5) adanya upaya mobilisasi seluas mungkin kader dan masyarakat untuk menjadi pendukung faham tersebut.
Temuan ini semakin memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susiknan Azhari (Penggunaan Sistem Hisab dan Rukyat di Indonesia Studi tentang Relasi Muhammadiyah dan NU, 2007) yang menyatakan bahwa telah terjadi pergeseran hisab rukyat yang semula hanya metodologi berubah menjadi ideologi.
Selain itu penelitiani ini juga membantah tesis James E. Anderson (Public Policy Making, 2010) yang menyatakan bahwa nilai-nilai organisasi dan ideologi yang dianut oleh pengambil keputusan sangat mempengaruhi keputusan yang diambil. Afiliasi ormas dan ideologi dari Menteri Agama tidak mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan puasa dan hari raya. Pengambilan keputusan lebih dipengaruhi oleh perimbangan kekuatan dan konfigurasi yang melahirkannya. Hal ini sesuai dengan tesis Mahfudz MD (Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia, 1999) yang menyatakan bahwa hukum merupakan produk politik yang sangat ditentukan atau diwarnai oleh perimbangan kekuatan dan konfigurasi yang melahirkannya, bukan ditentukan oleh nilai-nilai organisasi dan ideologi dari pengambil keputusan.
Sumber utama penelitian ini adalah karya-karya Muhammad Wardan Diponingrat dalam bentuk buku, dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan oleh Muhammadiyah, dan berbagai artikel lainnya yang membahas tentang diskursus hisab rukyat. Data tersebut dibaca dengan menggunakan pendekatan Usul Fiqh, ilmu falak, sejarah, sosiologi, dan politik.
Peneliti : Maskufa
Sumber Foto : Maskufa