Sekilas tentang Museum Astronomi Islam
“Pangeran Charles dalam pidatonya di Oxford University, 27 Oktober 1993 menyatakan, “bila ada banyak kesalahpahaman di dunia Barat tentang hakekat Islam, maka banyak juga ketidaktahuan tentang utang kebudayaan dan peradaban kita kepada dunia Islam. Saya rasa ini adalah kegagalan yang berakar dari ditutupinya sejarah yang kita warisi selama ini” (Ehsan Masood, Science & Islam A History, 2009).
Dasar Pemikiran
Peradaban Islam memberikan peran besar terhadap perkembangan “sains” di dunia. George Saliba dari Columbia University, misalnya menunjukkan dalam bukunya Islamic Science and the Making of the European Renaissance bagaimana ahli astronomi Polandia Nicolaus Copernicus menggunakan hasil karya ahli astronomi Islam sebagai dasar dari penemuan barunya pada tahun 1514 bahwa Bumi mengelilingi Matahari. Ahli sejarah matematika juga menunjukkan bahwa aljabar, cabang ilmu matematika yang memungkinkan para ilmuwan menghitung jumlah yang belum diketahui telah dikembangkan di Baghdad pada abad ke-9 oleh al-Khawarizmi melalui magnum opusnya yang berjudul Al-Jabr wa al-Muqabalah fi ‘ilm al-Hisab. Sains modern juga bergantung pada solusi perhitungan kuadrat majemuk yang merupakan buah pemikiran penyair dan ilmuwan Umar Khayyam. Begitu pula banyak karya di bidang instrumen astronomi Islam yang memberikan inspirasi bagi perkembangan peralatan modern, seperti kompas dan astrolabe karya Ibrahim al-Fazari.
Kehadiran portal Museum Astronomi Islam (MAI) bekerjasama dengan Al-Khawarizmi Institute sebagai upaya memelihara karya-karya monumental yang telah dihasilkan serta mendorong lahirnya temuan-temuan baru baik karya tulis, seni, maupun instrumen astronomi Islam. Kemajuan tidak akan dapat digapai tanpa melihat apa yang sudah dimiliki. Sebagaimana menapak dalam perjalanan. Kadangkala perlu menoleh ke belakang untuk melihat sejauhmana perjalanan sudah ditempuh dan berapa sisa yang harus ditempuh.
Visi
“Berbagi Maklumat untuk Memajukan Umat”
Kegiatan
Untuk mewujudkan visi di atas ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi penelitian dan pengkajian, pelatihan, penerbitan (buku, jurnal, dan katalog astronomi Islam), pameran, beasiswa, kerjasama dengan berbagai pihak dalam maupun luar negeri, dan pemberian award kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa mengembangkan astronomi Islam.
Penggagas dan Pendiri
Prof. Dr. Susiknan Azhari
Binti Sulismiati, S.Ag
Dewan Pakar
Prof. Dr. Mohammad Ahmad Sulaiman (Mesir)
Prof. Dr. Saleh M. Al-Saab (Saudi Arabia)
Prof. Dr. Ishomuddin Sulaiman (Indonesia)
Pengelola
Prof. Dr. Susiknan Azhari (Direktur)
Fauzan Muhammadi, M.A (Sekretaris)
Miftah Khilmi Hidayatullah (Anggota)
Muhammad Azmi al-Khawarizmi (Anggota)
Azza Ibraisama Ersyada (Staf Admin)
Koresponden
Ahmad Zuhdi (Australia)
Ahmad Nabiel (Saudi Arabia)
Arwin Rakhmad Juli Butar-Butar (Kairo)
Amin Khoiri (Kuala Lumpur)
Budi Sugandi (Turki)
Amich Ahjad (Leiden)
Suffian (Singapore)
Sidiq Nugroho (Libya)
Ahmad Fanani (Brunai Darussalam)
Kaligrafer/Fotografer
Robert Nasrullah
Imam Nurwanto