Sejarah Astronomi Islam Modern

27 Januari 2017

Akhir-akhir ini kajian astronomi Islam di Alam Melayu (Indonesia dan Malaysia) sangat berkembang pesat. Selama sepuluh tahun terakhir tercatat sebanyak 90 (Sembilan puluh) karya seputar astronomi Islam. Salah satunya karya terbaru berjudul “Sejarah Astronomi Islam di Malaysia” yang diedit oleh  Aizan Ali Mat Zain dan diterbitkan oleh Penerbit Universiti Malaya tahun 2017. Buku ini merupakan kumpulan artikel yang ditulis lima orang yang menekuni bidang astronomi Islam, yaitu Aizan Ali Mat Zin, Mohammaddin Abdul Niri, Nurul Huda Ahmad Zaki, Raihana Abdul  Wahab, dan Khadijah Ismail. Di dalamnya terdapat enam bab. Pada bagian pertama dijelaskan definisi, kegunaan, dan dalil al-Qur’an dan hadis tentang astronomi Islam. Bagian kedua menjelaskan sejarah dan perkembangan astronomi Islam. Bagian ketiga menjelaskan tradisi studi astronomi Islam di Malaysia beserta tokoh-tokoh yang berperan dalam mengembangkan astonomi Islam. Bagian keempat menjelaskan rubu’ mujayyab dan sejarah penggunaannya dalam studi astronomi Islam di Malaysia. Bagian kelima menjelaskan sejarah kajian bintang dalam penafsiran al-Qur’an dan hadis. Bagian keenam menjelaskan sejarah perkembangan pos observasi (Balai Cerap) di Malaysia diawali Pusat Falak Syeikh Tahir yang diresmikan pada tanggal 9 Oktober 1991 dan diakhiri dengan gagasan pengembangan Balai Cerap sebagai tempat wisata pendidikan (Astro Pelancongan) untuk menggali sumber dana dalam rangkan meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada masyarakat. Kehadiran buku ini sangat penting dan perlu diapresiasi karena telah mampu mendokumentasikan data sejarah sebagai langkah awal pengembangan studi sejarah astronomi Islam modern. Untuk itu disarankan bagi para pengkaji dan peminat studi astonomi Islam untuk membacanya.

Bukit Angkasa, 27 Rabiul akhir 1438/ 26 Januar 2017, pukul 05.00 WIB

Susiknan Azhari

Sumber Foto : Dokumen Museum Astronomi Islam.